Jumat, 16 Oktober 2020
Berbagi Kebahagiaan
Jumat, 11 September 2020
PSBB DKI Kembali Diterapkan
Jumat, 04 September 2020
TOKO KHUSUS JUAL ISTRI.
Kamis, 27 Agustus 2020
PEKAN PUASA
Sabtu, 22 Agustus 2020
GENERASI DURHAKA.
Selasa, 18 Agustus 2020
Kamis, 13 Agustus 2020
7 Perkara yang Ditanyakan kepada Manusia di Yaumul Hisab.
REZEKI ITU PUNYA ALAMAT.
Rabu, 12 Agustus 2020
Muhasabah
Selasa, 11 Agustus 2020
Rabu, 29 Juli 2020
Umat Muslim Jangan Cuek.
Senin, 27 Juli 2020
Bersyukurlah Atas Rezekimu.
Minggu, 26 Juli 2020
Hewan- Hewan Paling Beracun di Dunia Versi Gini-gitu.
Ada banyak hewan beracun di dunia ini. Mungkin yang paling populer adalah ular, laba-laba, kalajengking atau mungkin ubur-ubur. Tahukah anda bahwa banyak sekali hewan beracun yang belum kita kenal. Banyak diantaranya sangat beracun dan harus diwaspadai.
Menurut The Conservation Institute, yang kami kutip dari "national geographic.co.id" setidaknya ada 12 hewan paling beracun di dunia. Apa saja ? inilah dia :
1. Ubur-ubur kotak
Hewan ini memiliki nama latin (Chironex fleckeri) atau dalam Bahasa Inggris disebut box jellyfish dianggap sebagai hewan dengan bisa paling mematikan di dunia, karena mengandung neurotoksin atau racun yang dapat menyerang sel syaraf dan sel-sel kulit . Yang lebih berbahaya adalah bisa dari box jellyfish sangat menyakitkan sehingga orang yang terkena akan mengalami shock, serangan jantung atau tewas tenggelam sebelum mampu keluar dari air. Bahkan sengatan dari beberapa spesies ubur-ubur kotak (yang sering disebut ubur-ubur Irukandji) dapat menimbulkan Sindrom Irukandji. Sindrom Irukandji mencakup berbagai gejala sistemik, termasuk sakit kepala parah, sakit punggung, nyeri otot, sakit perut dan dada, mual dan muntah, berkeringat, kecemasan, hipertensi, takikardia, dan edema paru-paru. Sistem tubuh ubur-ubur kotak sedikit lebih kompleks dari ubur-ubur lainnya. Sistem sarafnya lebih berkembang dan matanya sudah dilengkapi retina, kornea dan lensa dengan jumlah 24 buah mata (20 buah oselus dan 4 buah rhopalium). Kecepatan renangnya juga lebih cepat dibandingkan ubur-ubur lainnya.
2. Ular Cobra (King Cobra )
Ular king cobra (Ophiophagus hannah) dianggap sebagai hewan sangat berbisa dan berbahaya. Mereka banyak ditemui di hutan-hutan di India atau Tiongkok. Bahkan di Indonesiapun populasinya sangat banyak. Hewan ini mudah dikenal karena lehernya yang bisa mengembang dan mampu menyemburkan bisa. Jika tergigit hewan ini maka bisanya akan masuk ke aliran darah dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Hanya dengan 7 ml bisa hewan ini mampu membunuh seekor gajah atau 20 manusia.
3. Ular Rattle
Ini juga merupakan jenis ular yang sangat berbisa. Banyak ditemukan di daerah Amerika Utara dan juga di wilayah asia termasuk Indonesia. Ular ini masuk ke dalam genus Crotalus dan Sistrurus. Bisa ular ini mengandung racun Hematoksin dan Neurotoksin. Ular ini memiliki sejenis orok-orok atau dalam bahasa inggris desebut Rattle yang akan dibunyikan jika menghadapi ancaman. Racun ular ini sangat mematikan apabila tidak ditangani dengan cepat.
4. Siput Marmer Kerucut
Jenis Siput ini (Cornus marmoreus ) merupakan spesies siput laut pemangsa yang banyak ditemui di perairan Chagos dan Madagaskar, Teluk Benggala India, bagian barat Samudera Pasifik ke Fiji dan Kepulauan Marshall. Bentuknya yang indah seringkali menipu banyak orang untuk memegangnya atau membawanya ke permukaan. Siput ini mempunyai semacam belalai yang dilengkapi gigi tajam mengandung racun yang biasanya digunakan untuk menyengat mahluk laut lain yang menjadi mangsanya. Dengan giginya itu, marbled cone snail ini mudah menusuk baju penyelam dan melukainya sebagai usaha untuk melarikan diri. Siput ini juga mengandung racun neurotoksin yang dapat menyebabkan kerusakan syaraf bahkan kelumpuhan.
5. Gurita Cincin Biru
Hewan yang tak kalah berbisa adalah gurita cincin biru (Hapalochlaena) atau biasa dikenal dengan Blue-Ringed Octopus adalah salah satu hewan yang paling mematikan di lautan. Gurita ini tersebar di sepanjang Australia dan bagian barat Indo-Pasifik termasuk Indonesia. Gurita ini sebenarnya berukuran kecil, hanya sebesar bola golf, dengan warna cerah menggemaskan. Seringkali dipegang dan dibawa ke atas oleh para penyelam. Bisa dari gurita ini dapat menyebabkan kebutaan, gangguan pernafasan akut, hingga kematian.
6. Kalajengking Deathstalker
Kalajengking deathstalker (Leiurus quinquestriatus) banyak ditemui di Timur Tengah dan Afrika Utara ini memiliki racun campuran neurotoxin yang sangat kuat dan menyebabkan rasa sakit tidak tertahankan, gangguan pernafasan, kelumpuhan dan kematian. Kalajengking ini memang diyakini sebagai kalajengking paling mematikan di dunia. Mereka banyak hidup di daerah kering dan panas.
7. Ikan Lepu Batu
Ikan batu (Synanceia verrucosa) juga termasuk hewan beracun yang sangat berbahaya.
Ikan ini cukup populer di kalangan para penyelam. Ikan lepu batu terkenal dengan racunnya yang sangat kuat, yang dikeluarkan dari duri-duri di tubuhnya yang mengakibatkan luka tertusuk. Bila tidak segera ditangani, racun akan menyebar dan merusak jaringan saraf, menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
8. Laba-laba Pisang
Laba-laba pisang (Phoneutria nigriventer) atau dalam Bahasa Inggris sering disebut Brazilian Wandering Spider dinobatkan sebagai laba-laba paling berbisa dan tercatat dalam Guiness Book of Records 2007. Serotonin di bisanya dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Hewan ini banyak ditemukan di daerah tropis dan sub tropis.
9. Laba-laba Tarantula
Nama tarantula berasal dari satu kota di Italia yaitu Taranto. Tarantula adalah salah satu jenis laba-laba dengan ukuran sangat besar yang umumnya berbulu. Laba-laba ini masuk pada famili Theraphosidae dan paling tidak ada sekitar 800 spesies yang telah berhasil diidentifikasi. Sebagian besar spesies tarantula sebenarnya tidak terlalu berbahaya untuk manusia, dan beberapa jenis spesies lainnya menjadi terkenal karena diperdagangkan sebagai hewan peliharaaan eksotik. Tarantula dapat menggigit, karena seperti laba-laba pada umumnya tarantula memiliki taring dan gigitannya dikenal menyakitkan untuk manusia, namun racun dalam gigitannya lebih lemah daripada racun lebah madu pada umumnya dan gigitannya diketahui lebih sakit dari sengatan tawon. Umumnya tarantula hidup dalam lubang dibawah tanah.
10. Ular Inland Taipan
Ular inland taipan (Oxyuranus microlepidotus) adalah ular yang hidup di Benua Australia dan Papua. Ular ini dianggap sebagai ular dengan bisa paling beracun di dunia. Neurotoxin dalam bisanya mampu membunuh manusia kurang dari 45 menit. Untungnya, inland taipan tidak terlalu agresif dan jarang ditemui di alam liar. Hingga kini, belum ada korban jiwa yang tercatat. Taipan pedalaman (Oxyuranus microlepidotus), juga dikenal secara umum di Australia sebagai Taipan barat, Ular sisik kecil atau Ular garang, adalah jenis ular senawan yang sangat mematikan dari marga Oxyuranus (Taipan) suku Elapidae yang endemik di wilayah semi-gersang di Australia bagian tengah. Suku Aborigin yang hidup di wilayah tersebut menamai ular ini Dandarabilla.
11. Katak Panah Beracun
Amfibi ini sering disebut katak panah oleh pribumi indian karena mereka sering menggunakan sekresi dari kulit tubuh katak ini untuk meracuni ujung panahnya. Katak panah beracun (poison dart frog) adalah nama umum dari sekelompok katak dalam keluarga “Dendrobatidae” asli Amerika Tengah dan Selatan, hingga Hawaii. Spesies ini umumnya memiliki tubuh berwarna cerah. Walaupun semua jenis liar katak ini beracun, namun tingkat racun bervariasi dari satu jenis dan lainnya.
Katak ini cukup sering menipu kita dengan pola warna tubuhnya yang cerah menggemaskan, namun kelenjar kulitnya mengandung racun bernama batrachotoxin yang mampu menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Tidak seperti kebanyakan katak lainnya, spesies ini aktif di siang hari, dan sering menunjukkan tubuh berwarna cerah. Walaupun semua dendrobatids setidaknya agak beracun di alam liar, tingkat toksisitas bervariasi dari satu spesies ke berikutnya, dan dari satu populasi yang lain. Banyak spesies yang kritis dan terancam punah.
Sebagian besar katak berjenis ini mempunyai ukuran tubuh sebesar 1,2 cm untuk katak dewasa, meskipun terdapat katak yang berukuran hingga 6 cm. Ukuran rata-rata berat mereka sekitar 2 gram. Katak ini selain berwarna cerah juga menampilkan pola aposematik untuk menakuti para predatornya. warna terang mereka berhubungan dengan tingkat toksisitas alkaloid. Katak spesies Dendrobates memiliki tingkat alkaloid yang tinggi, sedangkan spesies Colostethus yang samar-samar berwarna dan tidak beracun.
12. Ikan Buntal
Ikan buntal (Tetraondontidae) adalah ikan yang tubuhnya bisa mengembang seperti balon dan mengeluarkan duri tajam. Ini dilakukan untuk melindungi dirinya dari pemangsa. Ikan ini memang terlihat lucu dan menggemaskan. Di Indonesia, ikan ini lebih dikenal dengan sebutan ‘ikan buntek’ sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Balloonfish, Globefish atau Puffer fish. Ikan ini juga memiliki gigi yang sangat tajam dan mampu melukai jari jika salah memegangnya.
Ikan ini banyak dikonsumsi di Jepang dan Korea, akan tetapi tidak sembarang orang yang bisa mengolahnya, karena racunnya yang sangat berbahaya. Ikan ini secara alami memiliki tetrodotoxin di tubuhnya. Tetrodotoxin adalah salah satu racun alam yang paling fatal, 100 kali lebih berbaya dibandingkan sianida. Dosis dari racun ikan buntal ini bagi manusia diperkirakan 2 mg TTX. Racun yang sangat mematikan ini akan bereaksi pada korban hanya dalam waktu kurang dari setengah jam.
Sabtu, 25 Juli 2020
SUKU LINGON DARI HALMAHERA.
Jumat, 24 Juli 2020
INFO PENTING DARI POLRI ; Modus Pelemparan Telur oleh Perampok.
Kamis, 23 Juli 2020
KALIMAT TERSINGKAT YANG BERMAKNA TAK TERBATAS
JADILAH BAGIAN DARI SEJARAH.
CIRI KEBAHAGIAAN DAN KEBINASAAN SESEORANG
Selasa, 21 Juli 2020
Mencuri di Italia Bukanlah Kejahatan.
Dimanapun didunia ini yang namanya mencuri adalah kejahatan. Namun tidak di Italia, pengadilan tinggi Italia justru memutuskan mencuri makanan karena lapar bukanlah kejahatan.
Menurut laporan dari bbc.uk, para hakim menyimpulkan hal ini dari kasus Roman Ostriakov yang mencuri keju dan sosis seharga € 4,07 atau sekitar Rp 62.000. Ostriakov merupakan seorang tunawisma dari Ukraina yang telah mengambil makanan tanpa izin. Pengadilan menyebutkan bahwa ia telah mencuri makanan karena terdesak oleh rasa lapar yang dialaminya, jadi bukan termasuk kejahatan.
Peristiwa ini berawal ketika Ostriakov mencuri pada tahun 2011. Saat itu, seorang pelanggan di supermarket melaporkan kepada petugas keamanan toko bahwa Ostriakov mencuri dua potong keju dan sebungkus sosis di saku, dan ia hanya membayar breadsticks.
Pada tahun 2015, Ostriakov mendapat hukuman selama enam bulan penjara dan denda € 100 atau Rp 1.521.000.
Hakim berpendapat bahwa hak atas kelangsungan hidupa adalah segalanya. Pengadilan kasasi mengingatkan bahwa dalam masa kesulitan ekonomi semua orang beresiko kelaparan.
Badan statsitik Italia menunjukkan 615 orang miskin bertambah setiap harinya. Dalam hal tersebut terbukti bahwa hukum tidak memperhatikan realitas. Pengadilan kasasi juga mengkritisi kasus pencurian barang senilai di bawah € 5 atau Rp 76.000 harus melewati tiga putaran sidang di pengadilan, yang akhirnya masuk penjara.
Hal yang meringankan untuk kasus Ostriakov ketika diajukan banding adalah; Ostrikov tidak meninggalkan toko ketika ia tertangkap. Mahkamah Agung Kasasi Italia akhirnya memutuskan bahwa mencuri sejumlah kecil makanan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, bukanlah merupakan tindakan kejahatan.
Jadi pengadilan menyimpulkan bahwa kondisi terdakwa pada saat penyitaan barang dagangan membuktikan bahwa ia hanya mengambil dalam jumlah kecil untu kebutuhan yang mendesak karena lapar, sehingga ia bertindak dalam keadaan terpaksa.